Jumat, 27 Januari 2012

oleh-oleh khas purwakarta


lnilah oleh-oleh khas Purwakarta. Simping, cemilan pipih, berbentuk bulat, dan sangat renyah. Bahan utamanya terbuat dari campuran tepung terigu dan tapioka yang dibentuk adonan, kemudian dipanggang dengan alat khusus.
Di kota ini, wilayah kaumlah pusatnya. Ada sejumlah kedai yang menjualnya disepanjang jalan ini. Salah satunya berlabel Simping Kaum "Anda", milik Hj. Enen Komariah. "Ada 9 rasa yang kami jual," jelas Ny. Nur Badriah (56 th), yang membantu usaha ini.
Tersedia rasa pandan, nangka, cabai, bawang, udang, keju, kencur, pisang dan susu. Dijual dengan harga rata-rata Rp. 3.000 — 3.500 per bungkus.
Tersedia juga yang ukurannya lebih tebal dengan harga Rp 4 ribu untuk kemasan kecil, atau Rp 7.500 kemasan besar. Selain itu juga tersedia gapit. Gapit tak jauh berbeda dengan simping, namun adonannya ditambahkan gula merah. Pilihan rasanya ada dua, jahe dan wijen. Juga tersedia semprong rasa jahe.
Kedai ini buka setiap hari sejak pukul 8 pagi hingga 8 malam.


Anda tinggal pilih simping dengan rasa yang sesuai selera anda.... Kencur, Cabe, Jahe, Bawang, Pandan, Keju, Duren, Nangka, Strawberry, Durian!
Waktu santai anda akan lebih terasa ditemani cemilan khas purwakarta ini....



sate khas purwakarta punya rasa khas sendiri, dgn rasa nya yg ma'nyos maka sate khas purwakarta ini sering di kerubutin oleh para pe-mbeli dari semua kalangan khusus nya sate maranggi cibungur, plered, dan cirata itu semua punya rasa khas asli purwakarta ,
bagi para kulineris yg suka coba-coba makanan khas-khas coba aja ke purwakarta untuk merasakan sate rasa khas purwakarta yg asli.

sate khas purwakarta

Penjaja sate maranggi dapat ditemukan hampir di setiap sudut Purwakarta, sebagian menajajakan dengan cara berkeliling. Yang membedakan sate maranggi dengan sate lainnya adalah bumbunya terbuat dari kecap yang memiliki cita rasa paduan manis, asam, dan pedas yang menyentuh lidah kala menikmati sate berbumbu khas ini. Paduan rasa yang menggoda selera ini muncul karena bumbu sate maranggi terbuat dari kecap, sambal cabai hijau ditambah sedikit cuka lahang (cuka yang terbuat dari tebu). Saat disajikan, bumbu kecap itu dilengkapi dengan irisan bawang merah dan tomat segar.
Biasanya sate maranggi dihidang dengan ketan bakar atau nasi timbel.





Kabupaten Purwakarta, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia terletak ±80 km sebelah timur Jakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Karawang di bagian Barat dan sebagian wilayah Utara, Kabupaten Subang di bagian Utara dan sebagian wilayah bagian Timur, Kabupaten Bandung di bagian Selatan, dan Kabupaten Cianjur di bagian Barat Daya.
Kabupaten Purwakarta berada pada titik-temu tiga koridor utama lalu-lintas yang sangat strategis, yaitu Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung dan Purwakarta-Cirebon.
Luas wilayah Kabupaten Purwakarta adalah 971,72 km² atau sekira 2,81% dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat berpenduduk 845.509 jiwa (Proyeksi jumlah penduduk tahun 2009) dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 2,28% per-tahun. Jumlah penduduk laki-laki adalah 420.380 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan adalah 425.129 jiwa.
Kabupaten Purwakarta memiliki motto Wibawa Karta Raharja. "Wibawa" berarti berwibawa atau penuh kehormatan, "Karta" berarti ramai atau hidup, dan "Raharja' berarti keadaan sejahtera atau makmur. Sehingga “Wibawa Karta Raharja” dapat diartikan sebagai daerah yang terhormat/berwibawa, ramai/hidup, serta makmur atau sejahtera.

Udah pernah makan sate? pasti udahlah masa udah dong! Dan malam ini kita meluangkan waktu dan meluangkan rongga perut kita untuk mencicipi sate marangggi di lokasi Wisata Kuliner Pasbar – PAB Bandung.
Sate maranggi adalah sate khas Purwakarta Jawa barat dan seperti umumnya sate, sate maranggi ini berbahan utama daging kambing dan daging sapi, ga pake ayam. Lantas apa sih yang membuat sate maranggi ini menjadi makanan khas? Tidak seperti kebanyakan sate yang menggunakan bumbu kacang atau bumbu kecap saja, bumbu sate maranggi ini memiliki cita rasa yang khas yang dibuat dari campuran kecap, sambal hijau, cuka yang terbuat dari tebu dan dicampur dengan irisan tomat, bawang juga irisan nanas untuk menimbulkan rasa asam dan manis.
sate_maranggi_kambing.jpg
Di lokasi wisata kuliner pasbar – pab bandung ini ada sebuah tempat yang menjual sate khas purwakarta ini, namanya “Warung Soto dan Sate Maranggi Purwakarta”. Tidak seperti lapak pedagang makanan lain yang menggunakan gerobak; warung purwakarta memanfaatkan mobil yang dimodifikasi sehingga bisa digunakan layaknya gerobak besar dengan kelebihan mobilitas yang baik tentunya.
warung_purwakarta.jpg

Selain sate, kita juga mencoba gepuk. Gepuk atau dikenal juga dengan empal adalah makanan yang dibuat dari daging sapi yang memiliki serat yang panjang, biasanya pembuatan gepuk ini menggunakan daging dari paha sapi. Di warung purwakarta ini ada yang namanya “gepuk soreang” karena penasaran dengan namanya kita menanyakan apa perbedaaan dengan gepuk atau empal ini dengan gepuk yang lain.
gepuk_soreang.jpg
Ternyata perbedaan yang tampak mata adalah pada saat pengolahannya, saat mebuat gepuk daging sapi dipukul-pukul hingga serabut/serat daging sapi ini tampak; proses ini dilakukan agar bumbu benar benar meresap sempurna. Setelah itu daging akan diberi bumbu seperti kemiri, garam, ketumbar, bawang putih, bawang merah dan santan; nah yang membedakan gepuk soreang ini adalah disaat memasaknya, sebelumnya daging empal ini diikat terlebih dahulu dengan potongan bambu agar saat disajikan dan dimakan daging ini tidak hancur; dan mungkin irisan bambu ini membantu proses penyerapan bumbu sehingga gepuk makin terasa nikmat dan sedap saat menyentuh lidah. Pengen coba? Yuuuuuuuuu…………….
Lha terus soto-nya kok belum? Inginnya sih hajar juga tuh soto tapi sayang disayang waktu kita nongkrong di lokasi ini kita sudah memasuki makan malam sesi dua jadi apa daya perut sudah memasang perboden tanda dilarang parkir.